Hernia, Sebab dan Solusinya

Hernia atau yang sering disebut dengan Tedun adalah penonjolan isi rongga perut akibat melemahnya otot dinding rongga perut. Secara medis, hernia terjadi karena dinding perut tidak kuat menahan beban isi perut (usus) sehingga usus tersebut melorot turun dan mendesak kebawah.
Isi dari hernia adalah usus, ovarium ataupun jaringan penyangga usus (omentum). Bila ada bagian yang lemah dari lapisan otot dinding perut, maka usus dapat keluar ke tempat yang tidak semestinya, yakni bisa ke diafragma (batas antara perut dan dada), bisa ke lipatan paha dan juga ke bawah pusar.
Untuk kasus yang umum, hernia ini ditandai dengan membesarnya “kantong buah zakar” ataupun benjolan dibawah pusar kira-kira 5 cm baik disebelah kanan maupun di sebelah kiri.
Hernia atau tedun ini selain banyak diderita oleh orang dewasa juga banyak dijumpai diderita oleh anak-anak. Jadi, hernia dapat terjadi pada semua umur. Namun yang sering dijumpai, kasus hernia ini banyak diidap oleh laki-laki.
Pada orang dewasa, hernia terjadi karena adanya peningkatan tekanan di dalam rongga perut dan akibat melemahnya otot dinding perut karena faktor usia. Tekanan yang meningkat akibat batuk yang kronis ataupun juga karena mengangkat beban yang berat bisa menyebabkan timbulnya hernia. Efek dari hernia ini adalah timbulnya rasa nyeri dibagian bawah perut dan jika kondisi ini sudah parah, maka tidak ada cara lain selain operasi. Operasi dilakukan untuk mengembalikan bagian yang melorot ini ke tempat semula dan kemudian mengikat sekat rongga perut yang berbentuk seperti cincin agar “usus” tersebut tidak melorot kembali. Ini yang disebut dengan hernia irreponible.
Untuk kasus yang ringan, hernia ini bisa sembuh hanya dengan mendorong kembali bagian yang melorot tersebut ke atas, atau istilah jawa nya adalah di “sandet” atau mengenakan celana dalam yang ketat setiap hari. Tipe ini disebut dengan hernia reponible.
Terlepas dari faktor fisik seperti sering mengejan, batuk, kemudian angkat beban berat, adakah faktor lain yang menyebabkan hernia? Jika asumsi awal adalah misal karena sering mengangkat beban yang berat, maka atlit angkat besi bisa terkena hernia. Nyatanya tidak. Kemudian, banyak kasus dijumpai pada anak-anak umur dibawah 2 tahun pun menderita hernia, kantong zakarnya membesar, padahal anak-anak tidak pernah melakukan angkat berat. Bahkan saya pernah menemui seorang penderita hernia yang pekerjaan sehari-hari adalah tukang potong rambut yang nota bene tidak pernah mengangkat beban berat. Berarti asumsi tidak sepenuhnya benar.
Ditinjau dari segi “psikoterapi”, hernia ini timbul sebagai akibat dari perilaku yang tidak sabaran atau grusa-grusu. Jika punya suatu keingingan, maka keinginan itu harus segera terwujud. Jika perilaku ini tidak dirubah maka peluang sakit hernia ini terbuka lebar. Kenapa mesti terburu-buru ketika mempunyai satu keinginan, padahal Allah sendiri dalam firman-Nya ” Dan sesungguhnya Aku menyukai orang yang sabar”. Dalam ayat lain di Surat An-Nahl, “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas”. Artinya secara lugas dapat disimpulkan bahwa bersabarlah atas sesuatu, jangan terburu-buru.
Sabar tidak identik dengan diam, tetapi diam disini adalah proses mencari solusi, lalu setelah ketemu, baru melaksanakan solusi itu diiringi dengan doa dan setelah itu adalah tawakal atau berserah diri terhadap semua putusan Allah. Tahapan setelah tawakal adalah ikhlas dan selanjutnya adalah “ridho”.
Kesabaran itu sendiri dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
1. Sabar dalam ketaatan kepada Allah
2. Sabar dari kemaksiatan
3. Sabar ketika mendapatkan musibah ataupun ujian
Ketaatan, kemaksiatan dan cobaan adalah gambaran dari kehidupan, oleh karenanya, sabar adalah separuh dari keimanan karena cabang-cabang iman memerlukan sifat sabar.
Lawan dari sabar adalah keluh kesah atau “jaza” yang merupakan perbuatan tercela yang bisa membawa kepada kehancuran. Tidak ada pilihan lain bagi seorang muslim dalam menjalani hidup kecuali harus bersabar. Sabar adalah taslim (berserah diri) dan ridho kepada takdir yang telah ditentukan oleh Allah. Membahas soal sabar tidak akan pernah ada akhirnya karena lebih dari 90 bab di alquran yang menjelaskan bab sabar ini, artinya sabar itu tidak terbatas dan Allah sangat memuliakan orang-orang yang sabar.
Kembali ke hernia atau tedun, jika si penderita adalah orang dewasa, maka aspek psikologis akan lebih mudah dipahami, yaitu faktor utamanya adalah sifat emosi seperti yang sudah dijelaskan di atas. Namun, bagaimana halnya dengan hernia pada anak-anak? Apakah karena faktor emosi, atau faktor angkat berat? Ataukah anak-anak juga tidak sabaran atau emosian? Jelas sudah digariskan bahwa anak-anak ini suci dan lepas dari dosa. Jika ada sesuatu yang menimpanya, maka tanggung jawab adalah terletak kepada kedua orang tuanya. Anak adalah cermin dari orang tua. Jangan sesekali mengclaim, Allah tidak adil, anak yang tidak berdosa kok menanggung akibat dari orang tuanya. Allah Maha Tahu dan DIA menyentil hamban-Nya dengan berbagai macam cara agar hamba yang melenceng itu kembali lagi ke jalur.
Sifat dasar yang menyebabkan timbulnya hernia adalah “ketidak sabaran” atas sesuatu kehendak atau keinginan. Sesuatu itu harus segera “terlaksana atau tercapai”. Terapi terhadap hernia ini adalah si penderita harus minta ampun kepada Allah atas sifat yang tidak sabar itu, serta berjanji untuk merubah semua perilaku yang tidak sabaran itu.
Cara kedua setelah minta ampun adalah dengan berobat, bisa melalui pijat refleksi maupun cara yang lainnya. Untuk beberapa kasus hernia yang ringan, cukup dengan istighfar saja sudah banyak membantu kesembuhan, bahkan tanpa perlu dipijat. Untuk kasus hernia yang sudah parah, operasi jelas menjadi rujukan utama. Tetapi, bagi yang takut operasi atau takut karena “biaya mahal”, maka coba saja menggunakan terapi yang pertama tadi, yaitu kembali kepada Allah.
Cara ketiga adalah ketika sholat, sujudlah yang thumakninah, yang lama agar bagian yang melorot tersebut bisa kembali ke posisi semula.
Ada satu terapi yang sepele bahkan menggelikan, tetapi ini untuk hernia yang ringan yaitu, carilah “capung” yang besar yang berwarna hijau atau hitam, orang jawa menyebutnya “kinjeng bethok”. Kemudian gigitkan pada bagian yang sakit itu, misal kantong buah zakar, karena timbul rasa sakit, secara otomatis ada hentakan yang mendadak sehingga bisa membantu naiknya usus yang melorot tersebut.
Ulasan di atas adalah dasar observasi kepada beberapa penderita “hernia”, merujuk pada metoda “psikoterapi” akhlak mulia center serta rujukan pada beberapa terapi yang lain dan alhamdulillah terbukti berhasil dengan baik. Bisa saja faktor psikologis di atas tidak sepenuhnya benar, tetapi ini juga adalah bukti kebesaran Allah bahwa medis tidak sepenuhnya bisa menyembuhkan “penyakit”. Kesembuhan adalah “HAK ALLAH” bagi siapa saja yang percaya kepada-Nya.
Semoga Allah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.
Ditulis dari Bagian Perjalanan Jiwa
diambil dari kang Mukhtar:
http://muchtohar.wordpress.com/2008/04/01/hernia-sebab-dan-solusinya/#comment-758

Diposting oleh Abu Jundi — Jumat, 04 September 2015

Belum ada komentar untuk "Hernia, Sebab dan Solusinya"

Tambahkan komentar anda :

Silakan tulis Komentar anda ...

Arsip Blog

Info Lowongan Kerja Solo Raya 2012