BID’AH NO, MAULID YES

BID’AH NO, MAULID YES

"... إِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ، وَكُلُّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ" (النسائي)

“ ... Semua perkara yang baru itu bid’ah, dan semua bid’ah itu sesat, dan semua kesesatan itu akan masuk neraka.” Penggalan makna inilah yang sering digaung-gaungkan oleh sebagian kaum Muslimin terutama di hari-hari seperti ini.

Ini adalah sebuah perkara yang besar, bahkan mungkin tidak ada perkara yang lebih besar dari perkara ini bagi kaum Muslimin, karena perkara ini adalah perkara ‘Neraka dan Surga’. Karena 100% yakin semua orang yang beriman pasti tujuan akhirnya adalah bahagia dunia dan akhirat, dan masuk neraka adalah berarti kesengsaraan yang abadi (sangat panjang).

Nabi Muhammad dipastikan adalah manusia tercerdas, paling bijak, dan paling fasih. Seorang yang bijak tidak mungkin membicarkan perkara sebesar ini tanpa memberikan penjelasan yang jelas. Apa yang yang dimaksud bid’ah dan kriterianya. Karena ini adalah urusan yang menyangkut surga dan neraka, yang menentukan nasib akhir perjalanan manusia.

Kalaulah kita lebih sedikit teliti mebaca hadits di atas, membaca lebih tenang dari awal hingga akhir, tidak hanya fokus pada akhir redaksi dari Hadits itu saja, kita akan menemukan penjelasan langsung dari Rasulullah saw terkait apa sih bid’ah yang akan menyeret kita pada neraka itu?

Di awal Hadits Rasulullah sudah menjelaskan,
إِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ
“Sebenar-benarnya ucapan adalah Kitab Allah Swt, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad Saw ... “

Maksudnya adalah, “Sebenar-benarnya ucapan adalah Kitab Allah Swt maka ikutilah tanpa keraguan karena sudah pasti benar dan baik, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad Saw maka ikutilah tanpa keraguan karena sudah pasti benar dan baik.”

Dengan kata lain, Nabi Muhammad sebelum memperingatkan kita tentang bid’ah dhalalah ini, Rasul Saw sudah menjelaskan dulu kriterianya dan standarnya di awal Hadits ini. Yaitu, standarnya adalah a-Qur’an dan as-sunnah. Jika sesuatu yang baru itu tidak sejalan dengan tuntunan al-Qur’an dan as-Sunnah, maka itulah yang disebut bid’ah dhalalah yang akan menyeret pelakunya ke neraka.

Janganlah kita berfikir bahwa redakasi awal hadits dan akhirnya ini tidak ada hubungannya. Itu tidak mungkin seorang Rasulullah, manusia tercerdas, paling bijak, paling fasih, yang tidak bericara apapun kecuali dari wahyu, mengatakan hal-hal yang tidak nyambung. Logika semacam ini adalah penghinaan terhadap kemuliaan Nabi saw.

Contoh Hadits lain yang semisal dengan hadits di atas adalah,
«أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ كَانَ عَبْدًا حَبَشِيًّا، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي، فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسَنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ، عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَالْمُحْدَثَاتِ، فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ»

Rasulullah Saw bersabda, “Aku mewasiatkan pada kalian untuk takwa pada Allah dan taat (pada Khalifah), meski ia adalah seorang Hamba yang asalnya dari Habasya. Sesunguhnya siapa saja di antara kalian yang hidup setelah kepergianku, ia akan melihat banyak perselisihan. Maka kalian harus berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah para khulafa ar-rasyidin al-mahdiyyin, genggamlah era-erat sunnah-sunnah itu. Hindarilah perkara-perkara baru! Sesungguhnya setiap perkara baru itu bid’ah”  (Riwayat Imam Abu Daud dan Ahmad).

Dalam Hadits inipun, Rasulullah tidak (ujuk-ujuk) langsung membicarakan bid’ah, akan tetapi ada mukaddimahnya yang menerangkan kriteria bid’ah yang akan disampaikannya itu.

Untuk lebih jelasnya, yuk kita lihat contoh-contoh di bawah ini!
Rasulullah saw memutuskan untuk meniadakan shalat tarawih (qiyamullail) berjamaah setelah melakukannya beberapa kali, kemudian di zaman Abu Bakar RA pun tarawih berjamaah tidak dilakukan. Tapi ketika menjabat Khalifah, Umar bin Khattab RA melihat ada maslahah diniyyah dalam shalat tawawih berjamaah tersebut. Akhirnya, Umar memutuskan untuk mengadakan tarawih berjamaah, karena memandang berjamaah akan lebih teratur, indah, dan lebih memper-erat persatuan. Lantas apakah kita akan mengatakan Umar seorang ahli bid’ah dhalalah.

Di zaman Rasulullah Saw, azan shalat Jum’at hanya dilakukan sekali, tapi di zaman kekhilafahan Utsman bin ‘Affan RA, karena banyaknya jama’ah yang terlambat tidak mendengarkan khutbah Jumat sementara mendengarkan khutbah jumat hukumnya adalah wajib maka Ustman menjadikannya dua kali. Lantas apakah kita akan mengatakan Utsman adalah seorang ahli bid’ah?

Para Imam masjid al-Haram, atau imam masjid lainnya, kita sering mendengar mereka melagukan doa. Apakah melakukan doa itu pernah dilakukan Rasulullah Saw, terutama dalam shalat? Apakah lantas kita mengatakan para Imam tersebut ahli Bid’ah?

Dari sini menjadi jelas. Apa yang dilakukan oleh para Sahabat Nabi: Umar, Ustman RA dan para pengikutnya dalam beragama tidak melakukan apa yang dilakukan Rasulullah secara harfiahnya (saklek) saja. Akan tetapi yang ditiru dan diikuti adalah metodenya, sistemnya, substansinya. Mereka melihat dalam hal-hal baru yang mereka lakukan itu ada maslahah diniyyah-nya (maslahah Agama) yang tidak bertentangan dengar prinsip-prinsip Al-Qur’an dan Sunnah. 

Rasulullah Saw sendiri pun mencotohkan hal yang demikian. Dahulu di awal-awal masa dakwah Rasulullah Saw, Rasulullah tidak pernah berkhutbah menggunakan (di atas) mimbar seperti yang ada di masjid-masjid kita sekarang ini. Kemudian, di akhir-akhir masa hidupnya, ketika Rasulullah Saw sudah tampak sepuh, ketika Rasulullah berpidato, ada seorang ibu-ibu berkata kepada Rasulullah Saw bahwa anaknya adalah seorang tukang kayu, ibu itu menawarkan untuk dibuatkan semacam tempat khutbah (mimbar) untuk Rasulullah Saw, kemudian Rasulullah Saw menyetujui itu, dan baru mulai saat itulah ada mimbar di Masjid Nabi Saw. Ini menandakan bahwa “tidak semua hal benar dan baik itu telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw”, akan tetapi yang statemen yang lebih tepat adalah adalah “semua yang dilakukan Rasulullah Saw adalah benar dan baik.”

Begitu juga dengan peringatan Maulid, tidak mesti langsung bid’ah hukumnya. Hukumnya tergantung isinya. Jika kegiatan dan acaranya baik, sesuai dengan al-Qur’an dan Sunnah maka itu tidak termasuk bid’ah. Misalkan isi acaranya adalah shalawat, ceramah tentang sirah Nabi dan kemuliaannya, mengumpulkan infak shadaqah, maka mana yang bid’ah? Justru kesemuanya itu dianjurkan oleh Agama.

Maka jika ada yang bertanya, apa hukum mengadakan maulid, maka tidak bisa dijawab langsung halal atau haram. Bagaimana dulu cara memperingatinya? Karena memang juga tidak bisa dipungkiri ada praktek-praktek atau acara-acara yang menyimpang dari ajaran Islam yang dilakukan oleh sebagian orang dan mereka mengaku-aku itu adalah perayaan maulid. Maka bisa diterangkan secara mendetail pada sang penanya mana yang boleh dan mana yang tidak.

Maulid Nabi yang benar adalah yang acaranya mengingatkan kita pada sirah Nabi yang mulia, ajaran-ajarannya yang harus kita ikuti, perjuangannya yang harus kita teladani, dan insannya yang harus kita cintai. Itu semua untuk kembali menyegarkan semangat Jihad Dakwah Islam, dan semangat menerapkan Islam secara kaffah di dalam masyarakat. Itulah memang tujuan dari pada Maulid sejak pertama kalinya diperingati secara besar-besaran oleh Raja Mdzaffar atau Shalahuddin al-Ayyubi.

Allah pun berfirman dalam surat Hud, bahwa cerita tentang perjuangan para Nabi itu penting untuk menguatkan hati dan jiwa para pengikutnya.
وَكُلًّا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ وَجَاءَكَ فِي هَذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ (هود: 120)

“Dan semua khabar berita tentang para Nabi dan Rasul yang kami ceritakan padamu (Muhammad) adalah akan menguatkan hatimu ... “ (Hud: 120)

Wallau a’lam.
*Bacalah apa kata para Ulama ahlus sunnah tentang Maulid.

Diposting oleh Abu Jundi — Minggu, 27 Desember 2015

Belum ada komentar untuk "BID’AH NO, MAULID YES"

Tambahkan komentar anda :

Silakan tulis Komentar anda ...

Arsip Blog

Info Lowongan Kerja Solo Raya 2012