Jadi ingat ada FP namanya TARBIYAH BUKAN
PKS!!!
Tapi postingan2x tdk mencerminkan orang2x yg
tarbiyah itu sendiri!!!
Kasihan!!! :
Memang siapa yang bilang bahwa tarbiyah itu
harus di PKS?
Saya kira semua faham bahwa tarbiyah adalah
sebuah proses pendidikan menjadi manusia
shalih.
Dan itu tidak hanya ada di PKS.
Sebuah ungkapan berlebihan jika memang ada
yang berpendapat seperti itu.
Maka silakan saja melakukan proses tarbiyah
dimana pun kita menginjak tanah.
Karena menjadi shalih itu wajib dimana pun
tempat.
Dan tidaklah penting menyemat nama di
belakang tarbiyah, apakah tarbiyah PKS,
tarbiyah NU, tarbiyah Muhammadiyah, tarbiyah
Persis, Tarbiyah Salafi, tarbiyah HT, bahkan
sampai tarbiyah bukan PKS.
Apalah arti sebuah sematan kata?
Toh yang penting adalah perilaku yang didasari
oleh tingkat kefahaman pada agama yang
diperoleh dari tarbiyah masing-masing.
Dan yang pasti, murid-murid tarbiyah pun
beragam tingkat kefahamannya.
Tapi ada satu hal yang bagi saya agak sulit
dicerna, yaitu penyebutan tarbiyah bukan PKS.
Kenapa sih harus mengkhususkan PKS?
Kan semua juga melakukan tarbiyah.
Masa sih tidak mau mengakui tarbiyah?
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam saja
melakukan tarbiyah kepada para sahabatnya?
Pakai nama tarbiyah atau tidak, yang pasti
proses pendidikan menjadi orang shalih adalah
tarbiyah.
Jadi tarbiyah itu bukan monopoli PKS.
Maka seharusnya, tarbiyah dimana pun tak
menghasilkan perilaku-perilaku yang tidak
mencerminkan tarbiyah.
Walaupun siapa yang mampu selama hidupnya
tak pernah berbuat maksiat selain Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam?
Namun bila ada murid tarbiyah melakukan
perbuatan dosa dengan sengaja dan tanpa
sedikit pilah-pilah alias dia menganggap
semuanya sama, maka itu tandanya bukan lagi
tarbiyah bukan PKS, tapi tarbiyah bukan apa
pun.
Sebagai contoh, mengabarkan perbuatan haram
yang konotasinya adalah zina, maka apakah ia
tidak tahu bahwa itu adalah qadzaf, meskipun
benar zina itu dilakukan.
Tapi apakah ia melihatnya atau mendengar
langsung pengakuan pelakunya?
Kalau tidak, maka sebaiknya ia belajar fiqih
hudud dulu dari pada mengabarkan qadzaf.
Sebab kalau setiap hari sibuk dengan membahas
aib orang maka kapan belajar fiqih hududnya?
Dan memang benar, bahwa qadhaf itu akan
berlaku atas orang yang mengabarkan seraya
tunjuk hidung. Bagi pelaku qadzaf yang tidak
tunjuk hidung maka tak berlaku.
Tapi tetap saja dampaknya adalah, beberapa
orang yang tahu akan kasus tersebut maka
dalam hatinya langsung tertuju pada pezinanya.
Konsekwensi hukum antara mengabarkan
perzinaan dengan mengabarkan pencurian itu
tidak sama.
Kalau kita merasa perlu dan wajib menasehati
orang lain dengan mengabarkan kesalahannya,
maka kita sampaikan dengan menghindarkan
diri dari dampak dosa yang fatal.
Maka sebelum dosa mengabarkan aib tersebut
makin menumpuk, jadi silakan dihapus, atau
bila ada yang kenal dengan penulisnya maka
kabarkan padanya agar menghapusnya.
Hendaklah kita pakai hadits Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam,
"Unshur akhaaka dhaaliman au madhluuman"
Tolonglah saudaramu yang zalim maupun yang
terzalimi.
Saya tidak tahu apakah tulisan itu sudah
dihapus atau belum sebab saya tidak mau
membukanya lagi karena takut menambah
dosanya.
Dan siapa pun yang pernah membaca tulisan
tersebut maka janganlah dibaca kembali.
Tolonglah saudara kita siapa pun termasuk dari
apa pun sematan kata di belakang kata tarbiyah,
agar kita menjadi muslim yang saling
menyelamatkan.
Bila tulisan saya ini dan tulisan sebelumnya
membuat orang penasaran dan bertanya-tanya,
“memang siapa sih pelakunya?
Akhirnya mencari-cari info alias kepo, maka
ketahuilah, dahulu Nabiyullah Adam
alaihissalam juga pernah penasaran dengan apa
yang disampaikan oleh Iblis berupa kemaksiatan
yang dibungkus dengan kenikmatan.
Akhirnya, karena penasaran maka Nabi Adam
mencari-cari sesuatu yang dikabarkan oleh Iblis
hingga ia menemukannya.
Selanjutnya ia berdosa bersama-sama iblis.
Setelah Nabi Adam memakannya, maka akibat
dosanya ia dikeluarkan dari kenikmatan surga.
Dan Iblis pun sebagai pengabar mendapatkan
hukuman yang sama, bahkan lebih sengsara
karena dipastikan ia tak akan pernah menginjak
surga.
Saya juga berteman banyak orang dari kalangan
muslim yang beragam seperti yang saya
sebutkan berupa kata-kata sematan di belakang
kata tarbiyah.
Siapa pun yang memberi nasehat, masukan,
kritikan, peringatan, tahdzir, dan yang
semisalnya maka selalu saya jadikan
pertimbangan.
Apa susahnya sih menerima hal tersebut kalau
demi kebaikan diri sendiri?
Mana ada orang yang tidak mau kebaikan?
Meskipun sebenarnya, kata siapa tidak ada
orang yang tidak mau kebaikan?
Ya ada saja.
Namun bila kasusnya seperti di atas ya menjadi
kewajiban saya untuk menyampaikan.
Meskipun sebenarnya siapa saya menyuruh-
nyuruh orang agar menghapus tulisan?
Ya, siapa saya?
Masa tidak tahu siapa saya?
Kalau tidak tahu ya sudah saya kasih tahu, saya
fairuz ahmad.
By: Fairuz Ahmadii
TARBIYAH BUKAN PKS!!!
Diposting oleh
Abu Jundi
—
Rabu, 26 Februari 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Belum ada komentar untuk "TARBIYAH BUKAN PKS!!!"
Tambahkan komentar anda :
Silakan tulis Komentar anda ...